Apakah ciri-ciri terjadinya kebangkitan spritual didalam diri kita ? Apakah mendadak jadi malaikat ?? Menjadi manusia super pemaaf ? Sangat Dermawan? Membiksu ? Lepas dari duniawi ? Jadi hakim standart moral dan kehidupan manusia lain ? Merasa mewakili Tuhan ? Menjadi manusia paling tercerahkan? Merasa paling suci ?? Mengenakan Jubah rohani kita kemana mana ??? Membawa lambang-lambang suci kemana-mana ???

“GA BEGITU JUGA KALI PAK!!!!”

Tentunya semua hal dalam pengembangan diri itu bertahap dan memang berasal dari kesadaran diri kita sendiri bukan karena “Kata si A” “Kata si B” “Kata si C” lihat lagi pengertian arti spritual karena Spritual adalah diri anda mulai “Berpikir” dan “Memahami” dengan kesadaran anda tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang disajikan kepada anda semua difilter / saring direnungkan dianalisa kalau perlu ambil lah waktu untuk mengolah informasi yang anda terima. Kenapa begitu ? Yuk kita simak tanda-tanda spritual anda bangkit :

  1. Kesadaran yang berbicara. Apa itu kesadaran yang berbicara ? ini adalah kondisi dimana jiwa anda mulai berinteraksi dengan pikiran anda untuk menyampaikan pesan pesan kepada diri anda akan jati diri anda sendiri dan anda pun mulai mempertanyakan jati diri anda sendiri ? Siapa saya ? jika saya lepaskan nama, saya lepaskan suku, saya lepaskan semua sehingga telanjang kosong tersisa Jiwa dan Raga saja siapakah saya ? Mata kita pun terbuka melihat Bumi ini perlahan dengan kacamata sejati kita yaitu Jiwa kita. 
  2. Suara Batin dalam perkembangan spritual disebut juga sebagai guru spritual yang paling mengenali jati diri kita sendiri dan dia adalah suatu bentuk kesadaran hasil hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan yang maha esa. 
  3. Saat melihat dengan kacamata jiwa kita maka indra-indra halus dari sang jiwa pun bangkit perlahan menyatu dengan tubuh fisik kita, lalu apa yang terjadi? Terdengar kuat suara jiwa kita sendiri mulai mengajari diri kita sendiri akan kehidupan seiringnya kita menjalani kehidupan sebagai seorang manusia.
  4. Kita mulai mempertanyakan standart moral, standart sosial, standart budaya dan standart Rohani yang kita yakini selama ini karena kita tidak semata mata hanya tunduk, percaya dan mengikuti sesuatu yang sudah ditetapkan oleh masyarakat.
  5. Saat kita mulai bertanya akan kebenaran yang selama ini kita dituntut untuk mayakininya saja dan kita mulai mempertanyakannnya maka kita masuk kedalam kesadaran jiwa melihat dengan pandangan kebenaran menganalisa apa yang diajarkan dan apa yang fakta terjadi di masyarakat. Ketika kita masih kecil kita semua menerima doktrin, budaya, pengajaran aturan-aturan yang harus dipatuhi sebagai standart “Manusia Normal” lalu lantas kita dihukum jika tidak mengikuti ajaran-ajaran tersebut bukan ? Sedangkan Jaman terus berubah dan keadaan terus berubah tiap zaman bukan ?  Contohnya : Perbudakan sex dan Perbudakan Manusia dimana dijaman dulu dianggap lah seorang manusia itu Hebat jika mempunyai banyak Budak namun di zaman moderen sekarang hal tersebut dikecam dengan sangat keras.  Artinya terjadinya update atau perkembangannya mata spritual manusia. Contoh lainnya di zaman dulu di zaman Indonesia pernah dipimpin oleh seorang pemimpin yang diakui oleh Dunia sangat parah tingkat korupsinya, siapapun yang melawan pemerintah beresiko mati dan hilang tapi apa yang diprogramkan kepada kita ? Bahwa beliau adalah Pahlawan, suci, mulia, tidak pernah salah semua yang dikatakan olehnya adalah mutlak pasti benar kan ? Iya manusia dapat di program layaknya komputer sadarilah itu sangat berbahaya jika anda tidak memiliki pikiran dan kesadaran anda hanya akan menjadi korban kekuasaan kepentingan manusia lainnya dengan memanfaatkan ketidak pedulian anda akan kesadaran.
  6. Sritual itu berkembang dengan kebijaksanaan dan zaman sehingga manusia yang tidak mengalami kebangkitan spritual sangat rentan di doktrin, di manipulasi dan di manfaatkan karena mereka dilarang berpikir dan mempertanyakan sesuatu yang disampaikan. Manusia yang memiliki kesadaran spritual mendengar, melihat dan memahami tidak hanya dengan otak saja namun juga dengan Jiwanya sehingga segala macam bentuk “Kemunafikan” , “Kebohongan” , ” Kontradiksi” , dan “cuci otak” akan terlihat oleh mereka yang memiliki kesadaran spritual.
  7. Artinya proses bangkitnya Spritual juga adalah Manusia yang memiliki “Kesadaran dan Pencerahan” dari hasil penyatuan pikiran, jiwa dan raganya sehingga dia mencari kebenaran dengan kebijaksaan, kesabaran, cinta kasih dan kesadaran tunggal pribadinya sehingga mempercayai dirinya sendiri sambil perlahan membenahi dirinya.
  8. Oleh sebab itu mulai lah banyak-banyak membaca buku mereka yang lebih dahulu menginjakkan kaki ke lembah kesadaran, belajar hal hal baru lepaskan batas diri anda, mengenali diri sendiri, memahami diri sendiri, menguasai diri sendiri, menselaraskan ucapan dan perbuatan kita. Ini adalah proses hancur lebur penempaan berkali-kali tanpa batas layaknya pedang paling Tajam dan layaknya berlian yang tercipta lewat proses waktu serta tekanan terberat begitulah manusia-manusia mencapai kualitas terbaik dirinya.
  9. Yang paling penting dari proses ini adalah anda memiliki kepercayaan, iman dan Rohani yang kuat kepada Tuhan yang maha esa, dekatkan lah diri padanya, berdoalah, percayalah bahwa Tuhan yang maha esa tidak pernah jauh dari pada anda.

“Lalu secara kejiwaan kita bagaimana dengan terjadinya Kebangkitan Spritual ?”

Secara psikology, mental dan emosi manusia yang mengalami kebangkitan spritual dia ibaratkan ular yang melepaskan sisiknya, Siput yang meninggalkan keong lamanya, burung yang berimigrasi dari perubahan musim, dan ulat yang menjadi kupu-kupu lalu terciptalah jati diri baru. Kenapa begitu ? Karena manusia pada umumnya yang tidak mengalami kebangkitan spritual sering sulit untuk naik ketingkat kehidupan selanjutnya sebab perlu difahami “POLA YANG SAMA MENGHASILKAN HAL YANG SAMA” manusia layaknya makhluk hidup lainnya juga yang saling bersaing untuk mempertahankan kehidupannya dan barang siapa yang tidak berevolusi , tidak beradaptasi, tidak mau berkembang dia akan tertinggal oleh zaman. Tidak percaya ? Buka sejarah disaat bangsa-bangsa dunia pada masa perperangan dan penjajahan bayangkan Panah kayu harus berhadapan dengan Timah panas ? Alhasil ? Terjadilah penjajahan, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, kemiskinan, dan sebagainya. Hanya dengan bangkitnya pahlawan-pahlawan dizaman tersebut dengan “Kecerdasan dan Kehebatan luarbiasa disertai oleh kehendak yang maha kuasa” Bangsa tersebut berjuang meraih kemerdekaannya. Kemanakah moral ? kemanakah Rohani ? Kemanakah Sosial dizaman tersebut dari sang pahlawahan saat berperang ? Artinya “Kecerdasaran Spritual” haruslah “Realistis” sesuai dengan keadaan dan kondisi. Maka terlihatlah sifat dari spritual tersebut adaptif tidak kaku dan tidak kaku maka oleh sebab itu kita disuruh berpikir dan berdoa lalu bekerja memohon bimbingan yang maha kuasa. 

“Kalau begitu Spritualisme itu bagaimana sih maksudnya ? Kok bisa hitam bisa Putih adapatif  sesuai kondisi ?”

” WARNING : INI BUKAN LAMBANG KUNG FU PANDA”

Izinkan kami mengutip spritualis dari Cina diprakarsai oleh Laozi (老子: pinyin:Lǎozǐ) sejak akhir Zaman Chunqiu yang hidup pada 604-517 sM atau abad ke-6 sebelum Masehi beliau mencoba menjelaskan spritual dan cara kerja alam semesta lewat suatu perlambangan diatas yang sangat banyak orang mencoba menterjemahkannya, maka kami Chen Clan berusaha juga menterjemahkan arti perlambangan ini layaknya suatu seni lukisan kualitas tinggi lambang ini memiliki arti :

  1. Putih dengan tedapat titik hitam didalamnya artinya : Sebaik baiknya dan sesuci sucinya seorang manusia tidak akan terlepas dari kekotoran batin serta sifat-sifat jelek seorang manusia. Contoh : seorang Rohawaniwan yang sangat suci sampai bisa menyembuhkan orang sakit hanya dengan doanya saja dan setan setan pun kabur saat dia datang, namun siapa yang tau didalam dirinya dia menyimpan nafsu birahi demikian besar akan lawan jenisnya ? Sehingga suatu hari dia hancur dan jatuh karena kasus pemerkosaaan yang dilakukannya ?
  2. Hitam dengan titik putih didalamnya artinya : Sejahanam jahanam, sebajingan bajingan, sejahat jahatnya manusia dan sekejam kejamnya pembunuh didalam dirinya terdapat sifat kasih sayang yang tidak akan bisa hilang dan masih ada harapan untuk menebus dosa dosanya dengan bertaubat. Contohnya : Seorang pelaku pembunuhan dan perampokan yang divonis hukuman mati oleh pengadilan ternyata memiliki 1 anak perempuan dari hasil pernikahannya yang sudah cerai. Saat didalam penjara dia sering menangis kangen dan rindu terhadap putrinya serta sedih tidak tau apa kabar putrinya yang sebatang kara belum lagi tidak lama dia akan dihukum mati maka bercucuran lah deras air matanya didalam penjara sampai akhir hayatnya.
  3. Putih dengan tedapat titik hitam didalamnya artinya : Sesuci sucinya dan sebaik baiknya misi seseorang dalam membantu kemanusiaan menuntaskan kelaparan dan memberikan kesehatan bagi khalayak umum tentunya suatu hal yang mulia namun siapa yang tau karena kesibukannya dia tidak memberikan kasih sayang pada keluarganya sehingga bercerai dan sampai anaknya sudah besar pas bertemu sang ayah menemukan putrinya menjadi pelacur disuatu diskotik ? Artinya kebaikan apapun yang tidak diimbangi dengan kebijaksaan adalah petaka juga.
  4. Hitam dengan titik putih didalamnya artinya : Ketika seorang pelacur yang tentunya menurut masyarakat umum manusia ini pasti masuk neraka bukan ? Siapa yang tau suatu hari datang seorang Nabi yang menyelamatkannya dan menjamah dirinya agar bertaubat sehingga mengenal Tuhan ? Artinya Tuhan pun ada bagi mereka pendosa yang mau bertaubat.
  5. Arti terjemahan kasar lambang Tao tersebut adalah : “Melihat manusia janganlah tertipu ilusi Hitam maupun Putih karena manusia dapat berubah sewaktu-waktu segala macam bentuk pemujaan dan penilaian berlebihan akan manusia hanya akan memberikan kekecewaan alias banyak manusia munafik, tukang tipu dan konspirasi hati-hati apapun itu kulitnya”

Mungkin bisa ratusan penerapan arti perlambangan tersebut bisa kami buat untuk para pembaca sebagai referensi pemahaman Kebijaksanaan dan Kesadaran spritualisme namun karena jujur kami malas jadi hanya memberi 5 Poin saja. Sehingga kami tarik kesimpulan “Semua kebaikan dan keburukan apapun itu tidak lah sepenuhnya suci dan sepenuhnya berdosa tak terselamatkan selama manusia mau sadar dan mengubah dirinya, biarlah urusan penghakiman dan penilaian milik Tuhan yang maha esa saja