APAKAH SPRITUAL ITU ?

Spritual adalah kata yang sangat asing bagi masyarakat awam karena dia adalah  sesuatu yang hidup dalam diri kita dan dia adalah diri kita sendiri, Manusia hanya akan mecari kata Spritual ketika dia mencari dirinya sendiri, lalu apakah arti dari kata “Spritual” ini ? Karena sejak kita lahir tidak pernah kan kita diajarkan untuk memahami diri kita sendiri ?

  1. Menurut Kamus besar bahasa indonesia : berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
  2. Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :

          1)      Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,

          2)      Menemukan arti dan tujuan hidup,

          3)      Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,

          4)      Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.

3. Menurut Reed (1992) :  spiritual mencakup hubungan intra, inter, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan       

   dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam ,dan Tuhan (Dossey & Guazetta, 2000).

Menurut kami chen clan Spritual adalah :

  1. Spritual adalah Kesadaran dan Roh manusia itu sendiri didalam tubuh manusia yang berfungsi untuk mengendalikan tubuh, pengambil keputusan, pusat pemahaman kebenaran, sumber segala pemikiran, pusat emosi serta perasaan dan kecerdasan manusia itu sendiri.
  2. Artinya Spritual manusia dapat berubah berdasarkan “data informasi” yang diterima lewat berbagai macam sumber informasi yang diterimanya  baik itu dari manusia, dari buku, dari pengalaman kehidupan, dan dari suatu pengalaman Rohani yang dimilikinya.
  3. Spritual dalam artian lain juga adalah Tubuh halus manusia (Roh) yang dipengaruhi oleh tubuh kasarnya (fisik) sehingga kebahagiaan fisik bersumber dari kebahagiaan Roh itu sendiri apabila Manusia tidak merawat dan mencintai tubuhnya sendiri maka artinya dia sedang tidak mengenali Ruhnya sehingga dikenal dengan istilah Jiwa dan Raga yang tidak selaras. Contohnya : ketika kamu tidak melakukan yang terbaik dalam hidup kamu untuk diri kamu sendiri maka akan timbul rasa penyesalan dan kesedihan dari dalam diri kamu yang artinya Ruh kamu menderita, maka layaknya Otak dan Hati harus selaras karena hati adalah sumber keinganan ilahi dan otak dengan segala pemikirannya sering menolak eksitensi kesadaran kemauan Roh itu sendiri.
  4. Maka spritual juga adalah suatu kehendak diri anda sendiri yang merupakan bagian dari kesadaran kasar anda.
  5. Sehingga apabila manusia mendekatkan diri pada yang maha kuasa Tuhan yang maha esa dan mengimaninya maka manusia akan masuk pada kodratnya makhluk ilahi yang terhubung dengan sang penciptanya.
  6. Oleh karena itu apabila manusia mengamalkan sifat-sifat ketuhan yaitu cinta kasih, keadilan, perdamaian, kebenaran, memaafkan dan sifat sifat lainnya timbullah Kesadaran dan kekuatan Spritual dari dalam diri anda. Maka sesungguhnya spritual selaras dengan kerohanian pada umumnya yang mengajarkan manusia untuk berusaha melakukan kebaikan kebaikan pada makhluk dan alam ciptaan Tuhan yang maha esa.

Lalu lantas Spritual selain dari pememahaman dan proses manusia untuk belajar menguasai kesadaran dirinya sendiri semakin menyatu dengan dirinya sendiri dan beserta alam semesta sehingga semakin selaras lalu faham makna kehidupan ini apakah Spritual itu memiliki suatu kuasa ? Iya, namanya adalah kekuatan Spritual.

Energy spiritual Adalah kekuatan Ruh – jiwa manusia berasal dari kebersihan hati, pikiran dan karma / amal / pahala / perbuatan seseorang. Ini adalah kekuatan ilahi yang didapatkan atas dedikasi manusia sebagai makhluk ilahi mencari kesempurnaan diri dalam kehidupan saat menjadi manusia. Kekuatan ini akan semakin kuat jika mendekatkan diri pada Tuhan, makhluk suci dan menjalankan kehidupan dengan baik serta benar. Tidak bisa didapatkan dengan kemunafikan. Contohnya :  ibadah rajin, meditasi rajin, sedekah rajin, mengalami banyak pencerahan tapi ga sadar sadar akan dirinya sendiri tidak pernah mau merenung akan dirinya sendiri sebagai manusia seperti apa? Miliki ego sangat besar merasa tidak pernah salah sehingga memiliki kesadaran lemah akan bagaimana dia menjalankan kehidupannya sendiri ? sehingga terus melakukan karma buruk seperti berucap salah (fitnah, menyebarkan kebohongan dll), bertindak salah (korupsi,mencuri,memperkosa, membunuh dll), berpikiran salah (benci,dendam,merasa, iri, tamak dll) , mata pencaharian salah (mengambil yang bukan hak nya dan tidak memberikan Hak orang lain dll), pandangan salah dsb. Kekuatan spritual bersifat kekuatan mental / pikiran yang dapat diakses seseorang untuk menggerakkan atau mengakses sesuatu hal luar biasa diluar nalar manusia awam dengan izin dan kehendak Tuhan yang maha esa lewat Doa kepadanya.

Izinkanlah Artikel ini kami tutup dengan suatu cerita yang dikutip dari Sidharta Gautama seorang guru Spritual di India dulu, alkisah :

Para Kalama, penduduk kota Kesaputta, telah dikunjungi oleh berbagai guru spiritual dengan beragam pandangan berbeda. Setiap dari mereka akan menjunjung ajarannya sendiri dan merendahkan ajaran-ajaran dari para guru spiritual sebelumnya yang telah datang. Hal ini menimbulkan kebingungan bagi para Kalama, dan karenanya, saat “pertapa Gotama”, yang digelari sebagai Ia Yang Sadar, tiba di kota mereka, para Kalama mendekati dia dengan harapan bahwa Sang Buddha mungkin dapat menghilangkan kebingungan mereka.

Sang Buddha memulai dengan meyakinkan para Kalama bahwa dalam situasi seperti demikian adalah hal yang wajar bagi mereka untuk bimbang, sebuah ketenangan yang membangkitkan kebebasan menyelidik. Dia selanjutnya membabarkan pesan berikut, menasihati para Kalama untuk meninggalkan hal-hal yang mereka ketahui sendiri adalah buruk dan mengambil hal-hal yang mereka ketahui sendiri adalah baik.

Sudah sepantasnya bagi kalian, suku Kalama, untuk ragu, untuk bimbang; kebimbangan telah muncul pada kalian tentang apa yang meragukan. Nah, suku Kalama. Janganlah begitu saja mengikuti apa yang telah diperoleh karena berulang kali didengar; atau yang berdasarkan tradisi; atau yang berdasarkan desas-desus; atau yang ada di kitab suci; atau yang berdasarkan dugaan; atau yang berdasarkan aksioma; atau yang berdasarkan penalaran yang tampaknya bagus; atau yang berdasarkan kecondongan ke arah dugaan yang telah dipertimbangkan berulang kali; atau yang kelihatannya berdasarkan kemampuan seseorang; atau yang berdasarkan pertimbangan, ‘Bhikkhu itu adalah guru kita. ‘Para Kalama, bila kalian sendiri mengetahui: ‘Hal-hal ini buruk; hal-hal ini salah; hal-hal ini dicela oleh para bijaksana; bila dilakukan dan dijalankan, hal-hal ini akan menuju pada keburukan dan kerugian,’ tinggalkanlah hal-hal itu